Baca Juga
Konsep Model Pembelajaran Musik Carl Orf
- Carl Orf adalah seorang composer berkebangsaan Jerman, sebelum terlibat
aktif dalam pendidikan musik dia lebih sering bekerja sama dan kterkaitan
antara tari dan musik teater.
Ketertarikan ini semakin berlanjut sehingga ia
membawa sejumlah alat musik perkusi ke atas panggung.
Sehingga para penari
mencoba menggunakan alat-alat perkusi Orf, sehingga terpadunya antara musik dan
tarian dalam kedudukan yang setara.
Pengalaman ini
memberikan dampak penting untuk perkembangan pendidikan tari dan musik yang
kemudian pada tahun 1950-an dikembangkan bersama dengan Dorothee Gunther dan
Gunild Keetman. Orf mengembangkan berbagai materi pembelajaran musik untuk
anak-anak yang kemudian dijadikan buku Musik For Kinder.
Dalam proses
pembelajarannya anak-anak yang belajar menari diminta untuk memainkan instrument
Orf, yaitu instrument perkusi yang diilhami oleh gamelan Indonesia dan
xylophone dari Afrika.
Sementara itu,
anak-anak yang bermain musik diminta untuk menari. Proses ini kemudian menjadi salah
satu landasan filosofi Orf dalam pendidikan musik bagi anak-anak yakni ‘ out of
movement, music, out of music, movement ’
Konsep Dan Pemikiran Carl Orf
Tujuan utama
proses pembelajaran yang dikembangkan oleh Orf yaitu menciptakan musik untuk
menjadi bagian dalam kehidupan anak “ Making Music Live For Children “. Aktivitas
belajar yang diikuti oleh anak dalam pembelajaran musik memiliki tujuan khusus
yang
mencakup berbagai aspek meliputi :
a.
Rasa
kebersamaan sebagai komunitas
b.
Pemahaman
akan pengorganisasian bunyi dalam musik
c.
Pemahaman
tentang musik sebagai karya seni
d.
Kemandirian
musical
e.
Kemandirian
dalam mengembangkan kemampuan musical
f.
Keyakinan
diri dalam menyajikan musik
g.
Kepercayaan
diri dan harga diri
Ketujuh aspek
tersebut sesungguhnya merupakan hal yang saling terkait dan terbentuk melalui
aktivitas bereksplorasi dan berkreasi. Rasa kebersamaan ditumbuhkan melalui
pemilihan materi pelajaran yang melibatkan kontribusi siswa dalam kelompok.Misalnya
menggunakan permainan anak (dolanan).
Pemahaman akan
pengorganisasian bunyi diperoleh siswa pada saat mendapatkan kesempatan untuk
melakukan eksplorasi bunyi dan menyusunnya kembali dalam form tertentu.
Proses mengeksplorasi,
memutuskan, mengolah dan mengekspresikan musik melalui suatu pertunjukan
membantu siswa memperoleh pemahaman tentang musik sebagai karya seni, sekaligus
memilkiki kemandirian musical.
Bila kemandirian
ini dibarengi dengan tantangan yang terarah dari guru, maka terdapat peluang
yang sangat besar bagi siswa untuk memiliki kemandirian dalam mengembangkan
kemampuan musical.
Berkembangnya
kemandirian individu dalam kelompok yang dibina melalui permainan musik
bersama, dan menyajikannya dalam suatu pertunjukan, akan memupuk keyakinan diri
dalam komunitas. Saat siswa merasakan ada kontribusi dan perannya dalam
membangun keberhasilan suatu pertunjukan, maka kepercayaan dan harga dirinya
akan tumbuh.
Pencapaian tujuan
pembelajaran tersebut diperoleh melalui proses melipui eksplorasi ruang melalui
gerak, eksplorasi bunyi , melalui suara dan instrument serta eksplorasi bentuk
melalui improvisasi.
Dalam eksplorasi
ruang siswa diminta mengeksplorasi kualitas gerakan, misalnya gerakan yang
ringan, bearat, ke atas, ke bawah, grakan yang halus dan mengalir atau gerakan
yang terputus-putus. Posisi tubuh, dan posisi gerakan juga dieksplorasi.
Eksplorasi
ini dilakukan dengan siklus dari gerakan karena motivasi dari luar seperti
berjalan, berlari, melompat, dan lain-lain yang dilakukan dalam keseharian,
menuju gerakan karena motivasi gerakan dari dalam, seperti gerakan menggunakan
pengaturan nafas, bergerak menyesuaikan detak jantung, dan gerakan mengikuti
gerakan ketukan tertentu.
Setelah itu kembali lagi kepada motivasi gerak dari
luar dengan tingkatan yang lebih tinggi, misalnya menggunakan nafas untuk
melakukan gerakan yang lebih terolah.
Eksplorasi bunyi
dimulai dari bunyi yang berasal dari lingkungan yang belum tersusun secara
sistematis sebagai musik. Suara-suara binatang seperti suara kokok ayam,
gonggongan anjing, atau suara kucing dapat menjadi materi yang akan
dieksplorasi.
Suara benda
sekitar seperti derit pintu, deru pesawat terbang, benda yang jatuh juga tidak
kalah menarik untuk diolah. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah suara
manusia, mulai dari berbagai bunyi yang mungkin diproduksi melalui berbagai
organ artikulator.
Aktivitas eksplorasi
suara manusia , berperan penting dalam pembentukan kemampuan anak dalam
berbicara maupun bernyanyi.
Bunyi-bunyi ini dieksplorasi dan disusun dalam
suatu bentuk sederhana yang memungkinkan adanya perasaan awal – inti – dan akhir.
Prinsip eksplorasi ini kemudian dikembangkan sesuai dengan kemampuan siswa
menuju pada kemampuan mengolah bunyi menjadi karya musik.
Eksplorasi bentuk
hadir sejalan dengan eksplorasi ruang dan bunyi. Gerakan diorganisasikan
menjadi pola dan pola menjadi tarian. Bunyi diorganisasikan menjadi komposisi
yang mengandung frase, intro dan koda (misalnya).
Dibuatkan symbol-simbol
untuk menunjukan kerangka gerak dan bunyi untuk mempermudah pemahaman akan
kesatuan bunyi dan gerak dalam dimensi waktu.
Proses penggunaan symbol ini
menjadi dasar dari pemahaman akan notasi.
Implementasi
proses Orf dalam pembelajaran, dilakukan dengan memperhatikan beberapa prinsip
pembelajaran.
Prinsip –prinsip pembelajaran yang dikembangkan Orf yaitu
menyusun dan mengolah pembelajaran melalui berbagai aktivitas yang berawal dari
:
a.
Imitasi
ke kreasi
b.
Bagian
kepada keseluruhan
c.
Sederhana
menuju hal yang kompleks
d.
Individu
menuju permainan bersama
Penerapan prisnsip
ini dalam pembelajaran berimplikasi dapa perencanaan pembelajaran yang bersifat
linier atau berkelanjutan sebagai satu rangkaian seri pembelajaran.
Demikian bahasan
Konsep Model Pembelajaran Musik Carl Orf,
semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Semoga !
Sumber : Bahan
Ajar Seni Budaya PLPG UPI 2011
Saat ini 0 comments :