
Baca Juga
Belajarlah Dari Hukum ALam - Alam
yang terbentang dengan segala keindahan mengalun dalam satu a simfony yang maha
sempurna. Semua berjalan beriringan dilindungi oleh hukumnya yaitu hukum alam
agar tetap terjaga dan teratur adanya.
Sebagaimana
telah saya sajikan pada artikel terdahulu bahwa salah satu cara untuk meningkatkan
kecerdasan spiritual diantaranya yaitu
dengan cara kita sering menafakuri, merenungkan mengkontemplasi segala peristiwa
yang terjadi disekitra kita. Bagi anda yang belum membaca.

Sebenarnya
banyak peristiwa yang terjadi disekitar kita sebgai bentuk keagungan Tuhan,
yang justru mungkin sering kita abai dengan segala persitiwa tersebut.
Seyogianya manusia sebagai makhluk yang paling
mulia dimuka bumi ini, selalu membuka diri dan pikiran untuk mengambil makna pembelajaran dari
segala peristiwa kehidupan.
Belajar Dari Buah Salak
Misalnya
saja buah salak yang ketika masih muda, rasanya sangat tidak enak. Tidak orang
yang suka memakannya, lalu adakah binantang yang menginginkanya?
Kalau pun
mungkin ada mereka akan mengununkan niatnya, karena buah salak yang masih muda terbungkus
rapat. Tersembunyi dilindungi oleh duri-durinya yang tajam.
Lalu
setelah buah salak itu masak (matang) baunya mulai semerbak bagaikan sebuah
isyarat untuk segera dipetik oleh manusia.
Salak yang semasa muda, tersembunyi,
dipenuhi duri sehingga binatang dan manusia sangat sulit untuk mengambilnya. Namun
peristiwa sebaliknya pun terjadi setelah salak itu masak, rasanya sudah enak
untuk dinikamti manusia, warnanya sudah ranum, sangat mudah untuk dipetik.
Makna
pembelajaran dari peristiwa ini mungkin, sebuah isyarat bagi manusia. Sewaktu
muda salak tersebut tidak enak rasanya. Andai saja salak tersebut bisa bicara
mungkin dia akan bicara seperti :
“ Wahai..manuisa bukan kami pelit sehingga kami disembunyikan dibalik
rimbunya pohon kami, dan lindungi oleh duri-duri kami. Kami hanya tidak ingin
kami menjadi mubazir karena rasa kami ketika masih muda rasanya sangat tidak
enak sekali. Maka jika kami telah matang kami akan memberi isyarat dengan
mengeluarkan bau yang lezat dan kami akan memperlihatkan diri dengan warna yang
cerah dan duri-duri kami akan lenyap”
Belajar dari Kehidupan Ayam
Begitu
pun dalam dunia binatang berlaku juga ketentuan-kententuan yang teratur dan
harmoni.
Misalnya
saja, ayam betina yang akan bertelur, akan mencari dan berusaha membuat sarang
yang empuk yang biasa terbuat dari jerami atau pun benda-benda yang empuk.
Hal itu
dilakukannya tentunya bukan untuk dirinya akan tetapi untuk menjaga telur-telur
supaya nanti tidak pecah.
Telur
terbungkus dalam kulit keras maksudnya agar calon ananknya di dalam tidak mudah
pecah. Kemudian setelah telur itu keluar dilanjutkan dengan proses mengerami ;
yang dalam beberapa hari ayam tersebut tidak makan dan minum, tidak mau
diganggu, dan sifatnya pun jadi galak sampai anak-anak ayam yang mungil menetas
dengan selamat.
Lalu
samapi hanya sampai disana perjuangannya? Tidak. Setelah anak –anaknya lahir
induk ayam selalu membimbing, menjaga anak-anaknya dari berbagai bahaya,
mengajarinya cara mencari makan. Siang dan malam hari-harinya pun dipenuhi
dengan tumpahan kasih sayang untuk anak-anaknya sampai mereka dianggap mampu untuk hidup
mandiri tanpa bantuan dan bimbingan dari induknya.
Orang
mengatakan, bahwa binatang tak punya pikiran. Tapi mengapa induk ayam tersebut
mengerti bahwa anak-anaknya perlu biingan,
diajarinya cara mencari makan, diajarinya cara berlindung dari berbagai
ancaman bahaya?
Mengapa
induk ayam tersebut tahu akan kewajibannya sebagai ibu? Mengerti akan cinta dan
kasih sayang terhadap anak-anaknya?
Semua
yang dilakukan induk ayam tersebut kepada anak-anaknya hanyalah hukum alam yang
menggerakanya. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan penegertian dan
kehendak dari induk ayam itu sendiri. Itu hanyalah instinct atau naluri.
Demikian
sahabat yang budiman, artikel sederhana dari saya yang membahas Belajarlah Dari
Hukum Alam. Semoga artikiel ini menjadi inspirasi bagi semua.
Saat ini 0 comments :