Mang Koko Sang Maestro Karawitan Sunda

07/03/17 : Maret 07, 2017
Baca Juga

Mang Koko

Setelah terdahulu saya membuat postingan mengenai biografi tokoh dunia baca: Sejarah Hidup IbnuSina maka pada postingan kali ini saya akan mencoba mengetengahkan mengenai biografi seorang tokoh Sunda sekaligus maestro karawitan Sunda yaitu Mang Koko Koswara.

Bagi penduduk Jawa Barat dan orang Sunda pada umumnya, tentunya sudah tidak merasa asing dengan nama tokoh seni yang satu ini. 

Bapak Haji Koko Koswara yang lebih popular dalam setiap karyanya dengan sebutan Mang Koko . Tokoh besar seniman Jawa Barat yang punya perawakan tinggi semampai yang kelahiran Tasikmalaya, 10 April 1917 boleh dikatakan seorang seniman Sunda yang multi talenta yang belum bisa yang menyamaai kepiawaiannya sampai saat ini.

Beliau bukan hanya saja telah berhasil menciptakan ribuan lagu Sunda baik lagu untuk anak-anak atau pun lagu Sunda untuk dewasa. 

Beliau juga merupakan  seorang santri, guru, sastrawan, penulis, jurnalis, organisator, tokoh karawitan Sunda yang patut dijadikan teladan bagi para praktisi seni jaman sekarang.
Mang Koko

Siapa Mang Koko Koswara?

Mang Koko yang mempunyai nama lengkap Haji Koko Koswara dilahirkan di Indihiang, Tasikmalaya pada tanggal, 10 April 1917. 

Setelah menamatkan sekolahnya di HIS pada tahun 1932, beliau melangsungkan pendidikannya ke MULO dan tamat pada tahun 1935.

Sejak tauhn 1937 , Mang Koko telah beberapa kali pindah tempat kerja berawal dari Bale Pamulang Pasundan, Paguyuban Pasundan, De Javache Bank, Surat Kabar Harian Cahaya, Harian Suara Merdeka, Jawatan Penerangan Provinsi Jawa Barat, guru karawitan yang seterusnya menjabat Direktur Konservatori Karawitan Bandung yang seterusnya berganti nama menjadi Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) serta sekarang rubah lagi menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

Bakat seni yang mengalir dalam darahnya diwarisi dari bapaknya yang bernama Ibrahim alias Sumarta yang mempunyai keahlian sebagai juru mamaos Ciawian dan Cianjuran serta hasil berguru langsung dari seorang musiklog Sunda yang terkenal yaitu Raden Machyar Angga Koesumadinata.

Menciptakan 1000 Lebih Lagu Sunda

Semasa hidupnya Mang Koko telah berhasil menciptakan hampir seribu lagu lebih . selain itu beliau melakukan pembaharuan dalam musik karawitan Sunda. 

Beliaulah yang pertama memasukan unsure perkusi dalam musik Sunda hal ini dapat ditemukan dalam lagu Mundinglaya yang diciptakannya pada tahun 1950. Disisi lain Mang Koko telah memasukan unsur suara kecapi dalam beberapa karyanya.

Sebagai penghargaan atas jasanya pembaharu musik sunda maka pada tahun 1971 dianugerahi Satya Lencana, yang diserahkan oleh Mashuri, SH sebagai Menteri Pendidikan pada masa itu. Selain itu ada beberapa penghargaan yang diterimanya atas prestasinya yang luar biasa dari pemerintah, lembaga, dan organisasi termasuk piagam Wijayakusumah (1971), sebagai pagam tertinggi dari pemerintah pusat (Depdikbud) untuk ketegori  “Pembaharu di Bidang Seni Karawitan” Tahun 2004, Yayasan Cangkurileung yang didirikannya mendapatkan Hadiah Sastra ‘Rancage’ 2004 (untuk bidang jasa), juga menerima  Anugerah Jabar Music Award 2005 dari Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Disbudpar Jabar, untuk ketegori musik yang sudah meninggal.

Untuk melestarikan dan mengembangkan karya-karyanya Mang Koko juga sudah berhasil mendirikan beberapa perkumpulan kesenian, diantaranya yaitu Jenaka Sunda “ Kacapi Indihiang”  (1946). “Taman Murangkalih” (1948), “Taman Cangkurileung” (1950), “Kliningan Gandamekar” (1950), “Gamelan Mundinglaya” (1951), dan “Taman Bincarung” (1958).

Ribuan karya ciptanya yang telah berhasil dikumpulkan dalam bentuk buku diantaranya saja yaitu, Resep Mamaos (Ganaco,1984), Bincarung (Tarate, 1970), Pangajaran Kacapi (Balebat, 1973), Seni Swara Sunda/Pupuh 17 (Mitra Buana, 1984), Sekar Mayang ( Mitra Buana, 1984), Layeutan Swara ( YPC, 1984), Bentang Sulintang/ Lagu-lagu Perjuangan , dsb.

Sedangkan beberapa lagu (kawih) Mang Koko yang merupakan hasil ciptaan dari sajak para sastrawan lainnya diantaranya yaitu, Angin Burit ( Winarya Artadinata), Angin Priangan (Wahyu Wibisana), Bulan Langlayangan Peuting (Wahyu wibisana), Kembang Impian (Dedi Widyagiri), dsb.

Karya Mang Koko dalam karya drama dan gending karesmen diantaranya yaitu, Gondang Pangwangunan, Bapa satar, Aduh Asih, Samudra, Gondang Samagaha, Berekat Katitih Mahal, Sekar Catur, Sempal Guyon, Saha, Ngatrok, Kareta Api, Istri Tampikan, Si Kabayan, Si Kabayan jeung Raja Jimbul, Aki-Nini Balngantrang, Pangeran Jayakarta, Nyai Dasimah, dsb.

Nah, itulah artikel saya tentang Mang Koko Sang Maestro Karawitan Sunda, semoga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda bangsa untuk selalu berkarya.

Share Articles

Saat ini 0 comments :