Baca Juga
Mang Koko
Setelah terdahulu
saya membuat postingan mengenai biografi tokoh dunia baca: Sejarah Hidup IbnuSina maka pada postingan kali ini saya akan mencoba mengetengahkan mengenai biografi
seorang tokoh Sunda sekaligus maestro karawitan Sunda yaitu Mang Koko Koswara.
Bagi penduduk Jawa Barat dan orang Sunda pada umumnya,
tentunya sudah tidak merasa asing dengan nama tokoh seni yang satu ini.
Bapak
Haji Koko Koswara yang lebih popular dalam setiap karyanya dengan sebutan Mang
Koko . Tokoh besar seniman Jawa Barat yang punya perawakan tinggi semampai yang
kelahiran Tasikmalaya, 10 April 1917 boleh dikatakan seorang seniman Sunda yang
multi talenta yang belum bisa yang menyamaai kepiawaiannya sampai saat ini.
Beliau bukan hanya saja telah berhasil menciptakan
ribuan lagu Sunda baik lagu untuk anak-anak atau pun lagu Sunda untuk dewasa.
Beliau juga merupakan seorang santri,
guru, sastrawan, penulis, jurnalis, organisator, tokoh karawitan Sunda yang
patut dijadikan teladan bagi para praktisi seni jaman sekarang.
Siapa Mang Koko Koswara?
Mang Koko yang mempunyai nama lengkap Haji Koko Koswara
dilahirkan di Indihiang, Tasikmalaya pada tanggal, 10 April 1917.
Setelah
menamatkan sekolahnya di HIS pada tahun 1932, beliau melangsungkan
pendidikannya ke MULO dan tamat pada tahun 1935.
Sejak tauhn 1937 , Mang Koko telah beberapa kali pindah
tempat kerja berawal dari Bale Pamulang Pasundan, Paguyuban Pasundan, De
Javache Bank, Surat Kabar Harian Cahaya, Harian Suara Merdeka, Jawatan
Penerangan Provinsi Jawa Barat, guru karawitan yang seterusnya menjabat Direktur
Konservatori Karawitan Bandung yang seterusnya berganti nama menjadi Akademi
Seni Tari Indonesia (ASTI) serta sekarang rubah lagi menjadi Institut Seni
Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Bakat seni yang mengalir dalam darahnya diwarisi dari
bapaknya yang bernama Ibrahim alias Sumarta yang mempunyai keahlian sebagai
juru mamaos Ciawian dan Cianjuran serta hasil berguru langsung dari seorang
musiklog Sunda yang terkenal yaitu Raden Machyar Angga Koesumadinata.
Menciptakan 1000 Lebih Lagu Sunda
Semasa hidupnya Mang Koko telah berhasil menciptakan
hampir seribu lagu lebih . selain itu beliau melakukan pembaharuan dalam musik
karawitan Sunda.
Beliaulah yang pertama memasukan unsure perkusi dalam musik
Sunda hal ini dapat ditemukan dalam lagu Mundinglaya yang diciptakannya pada
tahun 1950. Disisi lain Mang Koko telah memasukan unsur suara kecapi dalam beberapa karyanya.
Sebagai penghargaan atas jasanya pembaharu musik sunda maka
pada tahun 1971 dianugerahi Satya Lencana, yang diserahkan oleh Mashuri, SH
sebagai Menteri Pendidikan pada masa itu. Selain itu ada beberapa penghargaan
yang diterimanya atas prestasinya yang luar biasa dari pemerintah, lembaga, dan
organisasi termasuk piagam Wijayakusumah (1971), sebagai pagam tertinggi dari
pemerintah pusat (Depdikbud) untuk ketegori
“Pembaharu di Bidang Seni Karawitan” Tahun 2004, Yayasan Cangkurileung
yang didirikannya mendapatkan Hadiah Sastra ‘Rancage’ 2004 (untuk bidang jasa),
juga menerima Anugerah Jabar Music Award
2005 dari Sekolah Tinggi Musik Bandung dan Disbudpar Jabar, untuk ketegori
musik yang sudah meninggal.
Untuk melestarikan dan mengembangkan karya-karyanya Mang
Koko juga sudah berhasil mendirikan beberapa perkumpulan kesenian, diantaranya
yaitu Jenaka Sunda “ Kacapi Indihiang”
(1946). “Taman Murangkalih” (1948), “Taman Cangkurileung” (1950), “Kliningan
Gandamekar” (1950), “Gamelan Mundinglaya” (1951), dan “Taman Bincarung” (1958).
Ribuan karya ciptanya yang telah berhasil dikumpulkan
dalam bentuk buku diantaranya saja yaitu, Resep Mamaos (Ganaco,1984), Bincarung
(Tarate, 1970), Pangajaran Kacapi (Balebat, 1973), Seni Swara Sunda/Pupuh 17
(Mitra Buana, 1984), Sekar Mayang ( Mitra Buana, 1984), Layeutan Swara ( YPC,
1984), Bentang Sulintang/ Lagu-lagu Perjuangan , dsb.
Sedangkan beberapa lagu (kawih) Mang Koko yang merupakan
hasil ciptaan dari sajak para sastrawan lainnya diantaranya yaitu, Angin Burit
( Winarya Artadinata), Angin Priangan (Wahyu Wibisana), Bulan Langlayangan
Peuting (Wahyu wibisana), Kembang Impian (Dedi Widyagiri), dsb.
Karya Mang Koko dalam karya drama dan gending karesmen
diantaranya yaitu, Gondang Pangwangunan, Bapa satar, Aduh Asih, Samudra,
Gondang Samagaha, Berekat Katitih Mahal, Sekar Catur, Sempal Guyon, Saha,
Ngatrok, Kareta Api, Istri Tampikan, Si Kabayan, Si Kabayan jeung Raja Jimbul,
Aki-Nini Balngantrang, Pangeran Jayakarta, Nyai Dasimah, dsb.
Nah, itulah artikel saya tentang Mang Koko Sang Maestro
Karawitan Sunda, semoga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda bangsa untuk
selalu berkarya.
Saat ini 0 comments :