Baca Juga
Sejarah Aksara Sunda
Setelah terdahulu saya
menyajikan artikel tentang Tata Cara dan Makna Upacara Adat SiramanSunda pada postingan kali ini saya akan menyajikan artikel tentang sejarah
aksara Sunda dan beberapa aksara yang pernah digunakan oleh suku bangsa Sunda.
Silakan Anda baca selanjutnya
Aksara merupakan salah satu
ciri kemajuan peradaban serta alat untuk meningkatkan perkembangan suku bangsa.
Masyarakat Sunda, sebelum mengenal pada akasra, hidup kesehariannya masih
tergolong sederhana.
Tetapi setelah aksara, kehidupan masyarakatnya jadi lebih
meningkat dan maju. Aksara juga selain dari memperlihatkan ‘jati diri dan nilai diri bisa juga dianggap
sebagai batas kehidupan manusia jaman prasejarah ke jaman sejarah.
Aksara Sunda
merupakan aksara tradisi yang menjadi identitas, ciri dan kebanggan suatu suku
bangsa.
Aksara Sunda yaitu aksara
yang digunakan oleh orang Sunda yang diturunkan dari aksara Pallawa, yaitu
aksara yang digunakan menulis bahasa India Selatan , yang awalnya berasal dari
aksara Brahmi, yaitu aksara yang pernah digunakan untuk menulis bahasa India
Kuno.
Pertama kali aksara Sunda itu digunakan hanya pada penulisan prasasti,
piagam, dan naskah kuno.
Menelesuri Aksara Sunda
Aksara sunda diturunkan
dari aksara Pallawa, yang diturunkan dari aksara Brahmani. Pada prinsipnya ada
tiga macam aksara Pallawa, yaitu :
1. Pallawa
awal, yang berpusat pada model aksara Calukya dan Venggi
2. Pallawa
Panuluy, yang berpusat pada model aksara Pali (Ava dan Siam)
3. Aksara
Nagari, yang mencakup pada model Dewa Nagari dan Nepal.
Aksara Pallawa awal
mencakup pada cirri-ciri aksara yang ditemukan pada prasasti abad ke-3 sampai
abad ke -5 Masehi di India Selatan dan Sri Langka. Aksara ini ditemukan pada
prasasti jaman Tarumanegara seperti prasasti Ciaruteun atau Kebonkopi I (450M)
dan prasasti Tugu ( 450 M).
Akasara Sunda Panerus
digunakan dalam prasasti abad ke-6 sampai ke abad 16 Masehi. Aksara ini
dietmukan pada prasasti Kebonkopi II, yang memberitakan bahwa Rakyan Jurui
Pangambat pada tahun kawihaji panca pasagi ( 458 Caka atau 536 Masehi),
mengenai menganugrahi takhta untuk Haji ‘Raja’ Sunda.
Bukti digunakannya aksara
dan bahasa Sunda kuno ditemukan pada
prasasti Geger Hanjuang di Leuwisari Tasikmalaya. Selanjutnya, pada jaman
Kerajaan Sunda ( masa Pakuan Pajajaran-Galuh, abad ke-8 sampai abad ke 16
Masehi ), selain itu ditemukan pada beberapa naskah yang jumlahnya terhitung
banyak seperti (Carita Parahyangan, fragmen Carita Parahyangan,
Cerita Ratu Pakuan, Kisah Perjalanan Bujangga
Manik, Kisah Sri Anjnyana, Kisah
Pumawijaya, Sahyang Siksakandang Karesian, Sanghyang Raga Dewata, Sanyang Hayu,
Pantun Ramayana, Seta Buwana Pitu, Serat Catur Bumi, Sewaka Darma, Amanat Galunggung,
Darmajati, Jatiniskala, dan Kawih Paningkes).
Di Jawa Barat pernah
digunakan tujuh macam aksara yaitu aksara Pallawa, Pranagari, Sunda Kuno, Jawa
(Cacarakan), Arab Pegon, Cararakan dan Latin.
Aksara Pallawa dan Pranagari (abad ke-5 sampai abad ke-7 Masehi, sekitar
3 abad); Aksara Sunda Kuno )abad ke-14 sampai abad ke-18 Masehi, sekitar 5
abad);
Aksara Jawa atau Cacarakan (abad ke-11 dan abad ke-17 sampai abad ke-19 Masehi sekitar 4
abad) ; Aksara Arab Pegon (abad ke-17 sampai pertengahan abad ke-20 Masehi,
sekitar 2 abad) dan Aksara Latin ( akhir abad ke-19 sampai dengan sekarang).
Nah itulah pembahasan
singkat tentang Sejarah Aksara Sunda yang beberapa aksara yang digunakan oleh
suku Sunda.
Semoga bermanfaat.
wah mantep gan ternyata anda orang sunda diam2, udah ganti template apa bang ini blog
BalasHapusIya Kang Komar saya orang Sunda tulen, saya pengajar Bahasa Sunda, Kang. Praktisi kesenian Sunda juga Kang. Templetnya ganti lagi tetapi masih setia versi gratisan kang, wkwkwk...dari templet arlina. Rencananya kalau sudah pinter bikin konten saya mau beli yang premium. Terima kasih kunjungannya gan, salam sukses dan tetap semangat berbagi ilmunya !
BalasHapusiya bu Yulian Ratnaningtyas sepatutnya kita tetap menjaga dan melestarikannya sebagai sebuah kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Terima kasih atas kunjungannya bu !
BalasHapus